Survey Pemetaan
KONSEP DASAR MANAJEMEN SURVEY PEMETAAN
Defenisi manajemen
adalah proses kegiatan merencanakan , mengorganisasikan , memimpn , mengendalikan beberapa unsur menejemen untuk mencapai yang ditetapkan
unsur-unsur menejemen
1. manusia
2. bahan (materi)
3. mesin/ peralatan (machines)
4. metode (method)
5. uang / dana
6. marketing
kegiatan menejemen
1. perencanaan (planning)
2. pengorganisasian
3. pendorong
4. pengendalian
a. PERENCANAAN
Pengertian
- proses perkiraan , dugaan dari penentuan - penentuan yang harus dilakukan secara rasonal sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan
- tahap dimana tujuan ditetapkan , cara- cara mencapai tujuan yang diidentifikasikan dan dipilih optimasi serta sumber-sumber untuk mendukung kegatan tersebut dialokasikan.
Langkah-langkah perencanaan :
1. defenisikan masalah yang direncanakan dengan baik dan jelas
2. kumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan
3. analisis informasi
4. tetapkan batasan-batasan masalah yang direncanakan
5. buat alternatif rencana berdasarkan prioritas
6. pilih alternatif yang terbaik
7. periksa ulang rencana yang telah disusun.
Sifat- sifat perencanaan
1. rasional , artinya perencanaan itu dibuat berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang matang sehingga dapat dilaksanakan secara logis
2. fleksibel , artinya dalam kondisi yang sulit , maka perencanaan itu dapat dilaksanakan
3. realistik , artinya target dari suatu sasaran memungkinkan untuk dicapai
Alat - Alat Perencanaan
1. diagram BAR /CHART BAR
- menunjukkan hubungan jenis kegiatan terhadap skala tertentu
- tidak menunjukkan lintasan kritis
- sederhana
- tidak dapat digunakan untuk melakukan optimasi waktu dan biaya
2. diagram Milestone / diagram struktur
- menggambarkan hubungan unsur-unsur fungsional secara hakiki
- tidak menggambarkan skala waktu tiap kegiatan
3. Network Planning / Jaringan Kerja
- menunjukkan hubungan jenis kegiatan terhadap skala waktu
- dapat menunjukkan lintasan kritis
- dapat digunakan untuk optimasi waktu dan biaya
( aplikasinya Microsoft Project 2000 dan 2003)
Tingkat Perencanaan
1. GOAL'S
- tingkatan perencanaan yang berisi arah dasar kemana organisasi yang dituju
- Goal's berisi :
Visi
- suatu pernyataan berupa wawasan yang menyatakan gambaran keadaan ideal yang ingin dicapai oleh menejen yang akan datang
- persyaratan ;
1. fleksibel
2. ambisius
3. bersifat sosial
4. berorentasi pada masa depan
5. menggambarkan bisnis utama yang dipilih
Misi
- suatu pernyataan yang menggambarkan paduan tata nilai bagi pimpinan dalam usaha mewujudkan visi
- persyaratan ;
1. realistis
2. menggambarkan produk jasa dan organisasi
3. menggambarkan konsumen ( pasar utama dari organisasi)
4. tidak berbentuk petunjuk operasional
Tujuan
- menggambarkan suatu kegiatan yang spesifik yang ingin dicapai serta kualitatif dalam waktu tertentu
Sasaran
- menggambarkan suatu keinginan yang spesifik yang ingin dicapai secara kuatitatif dalam waktu tertentu
Strategi
- menggambarkan tindakan operasional yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dari sasaran yang telah ditetapkan
2. SINGLE USE PLAN
- tingkatan dan bila rencana tidak dipergunakan lagi
contoh : program ,proyek dan anggaran
3. STANDING PLAN
- tingkatan perencanaan yang dipakai terus - menerus/ berulang
contoh : kebijakan , metode , prosedur , UU dan peraturan
b. ORGANISASI
Defenisi
- Pola kerjasama antara beberapa orang atau antar kelompok yang mempunyai fungsi- fungsi tertentu
untuk mencapai suatu tujuan / beberapa tujuan yang ditetapkan
- Pola hubungan kerja antar orang / sekelompok orang yang efektif
Unsur - unsur Organisasi
- adanya sekelompok orang
- adanya pola kerjasama
- adanya tujuan bersama
Kriteria organisasi yang baik
- tujuannya jelas , mudah dipahami , dan diterima anggotanya
- strukturnya sederhana
- pola dasar organisasi relatif permanen
- wewenang dan tanggung jawab seimbang
- pembagian tugasnya merata
- adanya penghargaan untuk anggotanya yang berjasa dan ada hukuman bagi anggotanya
yang bersalah
- adanya kesatuan arah
- adanya kesatuan perintah
- penempatan orang sesuai dengan keahlian
- adanya jaminan masa jabatan
- adanya kaderisasi
Defenisi Pengukuran Tanah
Defenisi manajemen
adalah proses kegiatan merencanakan , mengorganisasikan , memimpn , mengendalikan beberapa unsur menejemen untuk mencapai yang ditetapkan
unsur-unsur menejemen
1. manusia
2. bahan (materi)
3. mesin/ peralatan (machines)
4. metode (method)
5. uang / dana
6. marketing
kegiatan menejemen
1. perencanaan (planning)
2. pengorganisasian
3. pendorong
4. pengendalian
a. PERENCANAAN
Pengertian
- proses perkiraan , dugaan dari penentuan - penentuan yang harus dilakukan secara rasonal sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan
- tahap dimana tujuan ditetapkan , cara- cara mencapai tujuan yang diidentifikasikan dan dipilih optimasi serta sumber-sumber untuk mendukung kegatan tersebut dialokasikan.
Langkah-langkah perencanaan :
1. defenisikan masalah yang direncanakan dengan baik dan jelas
2. kumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan
3. analisis informasi
4. tetapkan batasan-batasan masalah yang direncanakan
5. buat alternatif rencana berdasarkan prioritas
6. pilih alternatif yang terbaik
7. periksa ulang rencana yang telah disusun.
Sifat- sifat perencanaan
1. rasional , artinya perencanaan itu dibuat berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang matang sehingga dapat dilaksanakan secara logis
2. fleksibel , artinya dalam kondisi yang sulit , maka perencanaan itu dapat dilaksanakan
3. realistik , artinya target dari suatu sasaran memungkinkan untuk dicapai
Alat - Alat Perencanaan
1. diagram BAR /CHART BAR
- menunjukkan hubungan jenis kegiatan terhadap skala tertentu
- tidak menunjukkan lintasan kritis
- sederhana
- tidak dapat digunakan untuk melakukan optimasi waktu dan biaya
2. diagram Milestone / diagram struktur
- menggambarkan hubungan unsur-unsur fungsional secara hakiki
- tidak menggambarkan skala waktu tiap kegiatan
3. Network Planning / Jaringan Kerja
- menunjukkan hubungan jenis kegiatan terhadap skala waktu
- dapat menunjukkan lintasan kritis
- dapat digunakan untuk optimasi waktu dan biaya
( aplikasinya Microsoft Project 2000 dan 2003)
Tingkat Perencanaan
1. GOAL'S
- tingkatan perencanaan yang berisi arah dasar kemana organisasi yang dituju
- Goal's berisi :
Visi
- suatu pernyataan berupa wawasan yang menyatakan gambaran keadaan ideal yang ingin dicapai oleh menejen yang akan datang
- persyaratan ;
1. fleksibel
2. ambisius
3. bersifat sosial
4. berorentasi pada masa depan
5. menggambarkan bisnis utama yang dipilih
Misi
- suatu pernyataan yang menggambarkan paduan tata nilai bagi pimpinan dalam usaha mewujudkan visi
- persyaratan ;
1. realistis
2. menggambarkan produk jasa dan organisasi
3. menggambarkan konsumen ( pasar utama dari organisasi)
4. tidak berbentuk petunjuk operasional
Tujuan
- menggambarkan suatu kegiatan yang spesifik yang ingin dicapai serta kualitatif dalam waktu tertentu
Sasaran
- menggambarkan suatu keinginan yang spesifik yang ingin dicapai secara kuatitatif dalam waktu tertentu
Strategi
- menggambarkan tindakan operasional yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dari sasaran yang telah ditetapkan
2. SINGLE USE PLAN
- tingkatan dan bila rencana tidak dipergunakan lagi
contoh : program ,proyek dan anggaran
3. STANDING PLAN
- tingkatan perencanaan yang dipakai terus - menerus/ berulang
contoh : kebijakan , metode , prosedur , UU dan peraturan
b. ORGANISASI
Defenisi
- Pola kerjasama antara beberapa orang atau antar kelompok yang mempunyai fungsi- fungsi tertentu
untuk mencapai suatu tujuan / beberapa tujuan yang ditetapkan
- Pola hubungan kerja antar orang / sekelompok orang yang efektif
Unsur - unsur Organisasi
- adanya sekelompok orang
- adanya pola kerjasama
- adanya tujuan bersama
Kriteria organisasi yang baik
- tujuannya jelas , mudah dipahami , dan diterima anggotanya
- strukturnya sederhana
- pola dasar organisasi relatif permanen
- wewenang dan tanggung jawab seimbang
- pembagian tugasnya merata
- adanya penghargaan untuk anggotanya yang berjasa dan ada hukuman bagi anggotanya
yang bersalah
- adanya kesatuan arah
- adanya kesatuan perintah
- penempatan orang sesuai dengan keahlian
- adanya jaminan masa jabatan
- adanya kaderisasi
Defenisi Pengukuran Tanah
Secara
tradisional didefenisikan sebagai ilmu dan seni yang menentukan letak titik
nisbi dari titik-titik diatas , pada permukaan bumi sendiri dan dibawah
permukaan bumi atau untuk menetapkan titik-titik semacam itu.
Secara umum
, pengukuran tanah dapat dianggap sebagai displin yang meliputi semua metode
untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis
Tugas juru ukur (surveyor) dibagi menjadi lima bagian :
- Analisa penelitian dan pengambilan keputusan .
- Pekerjaan lapangan dan pengambilan data
- Menghitung atau melakukan pemrosesan data
- Pemetaan atau penyajian data
- Pemancangan ( setting lapangan)
Sejarah Pengukuran Tanah
Pengukuran
tanah bermula dari mesir. Herodotus menyatakan bahwa sesostris ( ± 1400
tahun S.M.) mempetak-petakkan tanah mesir menjadi kapling-kapling untuk tujuan
perpajakan. Banjir tahunan sungai nil menyapu habis sebagian dari
kapling-kapling ini, dan juru-juru ukur ditugasi untuk mengganti batas-batas
tersebut. Juru ukur kuno disebut Perentang-tali (rope-stretchers) karena
pengukuran mereka dikerjakan dengan tali yang diberi tanda setiap satuan jarak.
Akibat dari
pekerjaan ini, para pemikir yunani kuno mengembangkan ilmu ukur (geometri) .
Namun kemajuan-kemajuan mereka terutama dalam bidang ilmu-ilmu murni . Heron
menjadi termashur karena menerapkan ilmu pengetahuan dalam pengukuran tanah
kira-kira 120 tahun S.M. Dia adalah pengarang beberapa risalah untuk
kepentingan juru-ukur, termasuk diopatra , yang membahas metode-metode untuk mengukur
sebidang lapangan , Untuk menggambarkan suatu rencana, dan untu membuat suatu
perhitungan. Diopatra juga menggambarkan salah satu peralatan ukur pertama yang
tercatat dalam sejarah yaitu dioper. Bertahun- tahun karya heron dianut oleh
para juru ukur yunani dan mesir.
Perkembangan
penting dalam seni pengukuran tanah dating dari orang-orang romawi yang
berpikir praktis. Karya yang paling terkenal dibidang ini ditulis oleh
Prontinus. Walau naskah aslinya hilang, bagian-bagian salinannya masih tersimpan
baik. Insyinur dan juru ukur terkenal ini, yang hidup di abad pertama adalah
perintis dibidang pengukuran tanah dan tuliosannya dipegang selama
bertahun-tahun.
Kemampuan
rekayasa orang-orang romawi ditunjukkan oleh pekerjaan-pekerjaan konstruksi
mereka diseluruh kekaisaran. Pengukuran tanah yang perlu untuk konstruksi ini
menghasilkan persatuan juru-ukur. Instrumen – instrument yang rumit
dikembangkan dan dipakai . Diantaranya adalah Groma , dipakai untuk membidik ;
libella , sebuah kerangka berbentuk A dengan sebuah bandul unting-unting .
untuk menyipat datar ; Chorobates , sebuah tepi lurus horizontal kira-kira
sepanjang 20 ft (6,096 m) dengan kaki-kaki penyangga dan sebuah lekukan
dibagian atas untuk diisi air yang berfungsi sebagai nivo.
Salah satu naskah
latin paling kuno yang masih ada adalah Codex Acerianus , ditulis kira-kira
diabad keenam. Naskah ini memberi penjelasan tentang pengukuran tanah seperti
yang dipratekkan orang-orang romawi dan membuat beberapa halaman dari risalah
Frontinus. Naskah ini ditemukan dalam abad ke-10 oleh gerbert dan menjadi dasar
untuk teksnya geometri , yaitu sebagian dititik beratkan pada pengukuran tanah.
Selama
abad-abad pertengahan. Ilmu yunani dan romawi dilestarikan oleh orang-orang
arab. Sedikit saja kemajuan dibidang seni pengukuran tanah , dan
tulisan-tulisan yang berkaitan dengan itu disebut “geometri praktis”
Dalam abad
ke-13 Von piso menulis Practica Geomatria yang berisi pelajaran – pelajaran
mengukur tanah . dia juga mengarang Liber Quadratorum, terutama membicarakan
kuadran-kuadran , sebuah kerangka bujur sangkar kuningan dengan sebuah sudut
90° dan pembagian skala lainnya. Sebuah petunjuk yang dapat digerakkan ,
dipakai untuk membidik.Instrumen-instrumen lain zaman itu adalah astrolabe
(astrolabe) sebuah lingkaran logam dengan sebuah penunjuk berputar dipusatnya dan
dipegang dengan cincin diatasnya,dan batang-batang (cross staff) , batang kayu
sepanjang 4ft (1,22 m) dengan sebuah
batang silang yang dapat diatur , tegak lurus batang pertama.panjang batang
silang yang diketahui menyebabkan jarak bisa diukur dengan perbandingan dan
sudut-sudut.
Peradaban-peradaban
kuno menganggap bahwa bumi itu bidang datar , tetapi dengan mengamati bayang-bayang bumi dibulan pada waktu gerhana
bulan dan mengamati kapal berangsur-angsur menghilang bila berlayar
menjauh(kearah horizon), lambat laun disimpulkan bahwa planet ini sebenarnya
berbentuk melengkung segala arah.
Menentukan
ukuran dan bentuk sebenarnya daripada bumi yang telah menjadi keinginan manusia
selama berabad-abad. Sejarah mencatat seorang yunani bernama Erastosthenes
(kira-kira 220 tahun S.M.) pertama kali mencoba menghitung dimensinya . Dia
menentukan sudut dihamparan busur meridian antara syene dan Alexandria dimesir
dengan mengukur posisi bayang-bayang matahari dikedua kota tersebut. Panjang
busur diperoleh dengan mengalikan jumlah hari-hari kafilah antara syene dan
Alexandria dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap hari.Dari pengukuran
sudut dan busur , dengan penerapan geometri dasar erosthotenes menghitung
keliling bumi adalah 25000 mil (40233,677 km) . pengukuran geodetic yang
seksama dengan instrument yang lebih baik dan teknik geometri sama, menunjukkan
bahwa harga Erastosthenes walaupun sedikit lebih besar , adalah menakjubkan
karean mendekati harga yang lazim diterima sekarang. Tentu saja sebenarnya bumi
mendekati bentuk sferoid (bidang lengkung yang bentuk dan ukurannya mendekati
bumi) yang tepat dengan jari-jari
ekuator kira-kira 13,5 mil (21,726 km) lebih panjang daripada jari-jari kutub.
Dalam abad
ke-18 dan ke-19 seni pengukuran tanah maju lebih pesat. Kebutuhan akan
peta-peta dan lokasi batas-batas nasional menyebabkan inggris dan prancis
melaksanakan pengukuran yang luas dan memerlukan triangulasi teliti, jadi
mulailah pengukuran anah secara geodetic . The U.S. Cost and Geodetic Survey (
sekarang The National Geodetic Survey,
bagian dari departemen perdagangan Amerika Serikat) dibentuk dengan
undang-undang kongres pada tahun 1807. Mula-mula tugasnya adalah melaksanakan
pengukuran hidrografik dan menyiapkan peta-peta laut, kemudian diperluas dan
mencakup penetapan monumen-monumen titik kontrol diseluruh negara .
Nilai tanah
yang meningkat dan pentingnya batas-batas yang tepat, bersama dengan tuntutan
perbaikan umum diarea terusan, jalan bebas hambatan, dan jalan baja yang
membawa kedudukan pengukuran tanah kekedududkan terhormat.Lebih belakangan,
volume besar dari konstruksi umum, sejumlah besar pengkaplingan tanah yang
perlu pencatatan lebih baik, dan tuntutan-tuntutan dari bidang-bidang eksplorasi
dan ekologi memerlukan program pengukuran yang lebih luas.Pengukuran tanah
masih merupakan pertanda kemajuan didalam pengembangan dan pemakaian
sumber-sumber daya bumi.
Klasifikasi umum Pengukuran
- Pengukuran Geodetik
Dalam pengukuran geodetic, permukaan
bumi yang lengkung itu diperhatikan dengan jalan melaksanakan hitungan pada
sebuah sferoid (bidang lengkung yang bentuk dan ukurannya mendekati bumi) .
sekarang sudah menjadi kebiasaan untuk mengerjakan hitungan geodetic dalam
sistem koordinat tiga dimensi cartes (Rene’ Descartes) yang berpusat dibumi.
Hitungan-hitungannya berkisar pada penyelesaian persamaan-persamaan yang
dijabarkan dari ilmu ukur segitiga bola dan hitungan
differensial-integral.Metode-metode geodetic dipakai untuk menentukan letak-letak
nisbi dari tugu-tugu yang berjarak jauh satu samalain dan menghitung panjang
serta arah garis-garis panjang diantaranya.Tugu-tugu ini berguna sebagaii dasar
acuan pengukuran lebih rendah yang wilayahnya lebih sempit.
- Pengukuran Tanah Datar
Dalam pengukuran tanah datar kecuali
untuk pengukuran sifat datar, basis acuan untuk pekerjaan lapangan dan hitungan
dianggap berupa bidang datar horizontal . Arah garis unting-unting (arah gaya
berat) dianggap sejajar diseleruh wilayah pengukuran, dan semua sudut yang
diukur dianggap sudut datar. Untuk wilayah dengan luas terbatas, permukaan sferoid
kita yang besar sebenarnya amat mendekati dasar.Pada garis 5 mil (8,046 km),
busur dan tali busur sferoid hanya berbeda kira-kira 0,02 ft (6,096 m)
panjangnya. Sebuah bidang datar menyinggung sferoid hanya renggang 8 inci, pada
jarak 1 mil (1,6092 km) dari titik singgung. Dalam segitiga seluas 75 mil² ,
beda antara jumlah ketiga sudut segitiga bola dan jumlah ketiga sudut datar
kira-kira sebesar 1 “ (1 detik) . Oleh
karena itu jelas bahwa kecuali pengukuran pada wilayah yang luas, permukaan
bumi dapat dianggap bidang datar , sehingga menyederhanakan hitungan dan
tekniknya.Pada umumnya dipakai aljabar, ilmu ukur bidang,ilmu ukur analitis ,
dan ilmu ukur segitiga datar. Pada wilayah yang luas ,pemakaian kordinat Negara
bagian adalah jalan pintas untuk menyelesaikan hitungan-hitungan geodetic
Klasifikasi khusus pengukuran
- Pengukuran titik control
Adalah menetapkan jaringan tugu horizontal dan
vertikal yang berguna sebagai kerangka acuan untuk pengukuran lain
- Pengukuran topografik
Adalah menentukan lokasi ciri-ciri ilmiah dan
buatan, serta elevasi yang dipakai dalam pembuatan peta
- Pengukuran Persil
Batas dan kadastral (biasanya) adalah
pengukuran tertutup untuk menetapkan garis-garis dan sudut batas pemilikan.
Istilah kadastral pada umumnya sekarang dipakai untuk pengukuran sistem tanah
Negara (tanah umum) .
Ada 3 kategori utama :
a.
Pengukuran Asli (original Surveys) ,untuk
menetapkan sudut-sudut bagian baru diwilayah yang belum diukur.
b.
Pengukuran kembali (Retracement surveys) ,
yang menemukan kembali garis batas yang dulu pernah ditemukan
c.
Pengukuran Pengkaplingan (Subdivision Surveys)
, untuk menetapkan tugu dan batas petak-petak baru tanda batas pemilikan tanah.
- Pengukuran Hidrografik
Menentukan garis pantai dan kedalaman danau
, sungai , laut , bendungan dan massa air lainnya. Pengukuran laut berkaitan
dengan industri pelabuhan dan lepas pantai , serta lingkungan kelautan termasuk
pengukuran dan penyelidikan kelautan yang dilaksanakan oleh petugas kapal.
- Pengukuran jalur lintas
Dilaksanakan untuk merencanakan , merancang
dan membangun jalan baja , jalan raya, jalur pipa , dan jalur memanjang
lainnya. Biasanya dimulai dari sebuah titik control dan maju ke titik kontrol
lainnya dengan cara paling langsung sepanjang dimungkinkan oleh konstruksi
lapangan.
- Pengukuran Konstruksi
Yang dilaksanakan sementara konstruksi
berjalan , mengendalikan evaluasi , kedudukan-kedudukan horizontal ,
ukuran-ukuran dan konfigurasi. Pengukuran ini juga menghimpun data penting
untuk menghitung tahapan – tahapan pembayaran konstruksi
- Pengukuran Purna-Rancang (as-bulit surveys)
Menentukan lokasi akhir dan perancangan
pekerjaan rekayasa yang tepat , kemudian memberikan pembuktian (verifikasi) dan
pencatatan posisi termasuk pelabuhan-pelabuhan desain yang ada.
- Pengukuran Tambang
Dilaksanakan diatas dan dibawah tanah untuk
pedoman penggalian terowongan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang berkaitan
dengan pertambangan, termasuk survey geofisis untuk eksplorasi mineral dan
sumber-sumber energi lainnya.
- Pengukuran Matahari (solar surveys)
Memetakan batas-batas pemilikan tanah , hak
sinar matahari , menyatakan letak kedudukan penghalang dan pengumpul sinar
sesuai sudut matahari, dan memenuhi persyaratan-persyaratan lain dari badan
zoning dan perusahaan asuransi hak tanah.
- Pelurusan Optis (optical tooling atau pengukuran industrial)
Adalah suatu cara melaksanakan pengukuran
yang sangat teliti yang memerlukan toleransi kecil untuk proses-proses dalam
pabrik
- Pengukuran terestis dan survei udara (fotogrametrik)
Pengukuran terestis adalah pengukuran yang
dilaksanakan dengan peralatan yang berpangkal ditanah seperti pita ukur, alat ukur jarak elektronik , alat
sipat datar , dan teodolit. Sedangkan survei udara adalah pengukuran yang
menggunakan kamera dan pengindera sensor lainnya yang dibawa dalam pesawat
terbang untuk memperoleh data keperluan studi atau pemetaan
SURVEY BANGUNAN SIPIL
PENGUKURAN LEBAR SUNGAI
1. Tanpa
Menggunakan Alat Teodolit
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN
·
Siapkan alat-alat yang akan di gunakan
untuk pengukuran
dilapangan.
a. Busur sudut.
b. Paku
c. Meteran
d. Palu
e. Galon
f. Penggaris segitiga siku-siku
g. Alat
tulis
·
Buat
sket lapangan yang mau diukur
·
Tentukan
titik-titik dilapangan (titik P,Q,R) terbentuk sebuah segitiga siku-siku,
usahakan titik P yang tidak dapat dijangkau ditandai dengan sebuah pohon atau
tumbuhan yang lainnya yang terdapat ditepi sungai,. titik Q dilihat dari titik
P sejajar dengan cara estimasi penglihatan menggunakan galon. Lalu titik Q
tandai dengan paku.
·
Setelah
titik Q ditandai dengan paku, tegakkan kembali galon dititik Q lalu Titik P
ditarik ke titik R terbentuk sudut siku-siku ( 90°) menggunakan penggaris segitiga siku-siku dan
dengan cara estimasi penglihatan dan setelah didapatkan sudut siku-siku maka
untuk menandai titik R maka seseorang sudah berdiri dengan galon dengan
perintah seseorang yang berdiri di titik Q . lalu titik R ditandai dengan
dengan paku.
·
Titik
Q dan Titik R diukur jaraknya dan dicatat.
·
Seseorang
berdiri lagi dititik R (sebagai posisi mencari sudut antara titik aQRP) dan titik Q yang sudah ditandai ditegakkan kembali dengan galon , lalu
ditembakkan kembali titik Q ke Titik P dengan menggunakan estimasi penglihatan.
·
Antara
Titik Q dan titik R ditarik meteran dan lurus dan seseorang yang berada dititik
R ditembakkan ke titik P yang sudah ditandai. Setelah itu, gunakan busur untuk
menentukan sudutnya dan dibaca serta dicatat.
·
Sudah
didapatnya sudutnya , barulah dicari perhitungannya dengan menggunakan rumus
segitiga siku-siku.
o
2. Menggunakan Alat Teodolit
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN
·
Siapkan alat-alat yang akan di gunakan
untuk pengukuran
dilapangan.
a. teodolit
b. Paku
c. Meteran
d. Palu
e. Galon
f. Statip
g. Unting-unting
h. Payung
i.
Alat tulis
·
Buat
sket lapangan yang mau diukur
·
Tentukan
titik-titik dilapangan (titik P,T,R) terbentuk sebuah segitiga sembarang,
usahakan titik P yang tidak dapat dijangkau ditandai dengan sebuah pohon atau
tumbuhan yang lainnya yang terdapat ditepi sungai,. titik T dilihat dari titik
R sejajar dengan cara menggunakan meteran ditarik lurus dari titik T ke titik R.
Lalu titik T dan titik R tandai dengan paku.
·
Tentukan
titik X yang segaris lurus dengan titik P menggunakan teodolit yang berada
dititik X. Dan letakkan titik Q tepat pada batas tepi sungai dengan tanah yang
segaris lurus dengan titik P menggunakan galon.Titik X ke Titik Q ( r₂ ) dan titik Q ketitik R (dₒ) diukur
jaraknya dan dicatat serta ditandai dengan paku masing-masing titiknya.
·
Setelah
diukur, alat masih berada dititik X lalu ditembakkan sudutnya sekitar 90° untuk
menentukan letak titik Y .tandai titik Y dengan paku serta diukur pakai meteran
jarak dari titik X ke titik Y ( d₁ ) dan dicatat.
·
berdiri
lagi alat dititik Y (sebagai posisi mencari sudut antara titik aXYP), lalu ditembakkan titik X ke
Titik P dengan menggunakan bacaan sudut (titik X berdiri dengan galon) lalu
dicatat sudut yang didapat.
·
Sudah
didapatnya sudutnya , barulah dicari perhitungannya dengan menggunakan rumus
segitiga siku-siku.