Survey Pemetaan

Survey Pemetaan

KONSEP DASAR MANAJEMEN SURVEY PEMETAAN

Defenisi  manajemen
         adalah proses kegiatan merencanakan , mengorganisasikan , memimpn , mengendalikan beberapa unsur menejemen untuk mencapai yang ditetapkan


unsur-unsur menejemen
1. manusia
2. bahan (materi)
3. mesin/ peralatan (machines)
4. metode (method)
5. uang / dana
6. marketing

kegiatan menejemen
1. perencanaan (planning)
2. pengorganisasian
3. pendorong
4. pengendalian

a. PERENCANAAN
      Pengertian
              - proses perkiraan , dugaan dari penentuan - penentuan yang harus dilakukan secara rasonal sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan
              - tahap dimana tujuan ditetapkan , cara- cara mencapai tujuan yang diidentifikasikan dan dipilih optimasi serta sumber-sumber untuk mendukung kegatan tersebut dialokasikan.

Langkah-langkah perencanaan :
1. defenisikan masalah yang direncanakan dengan baik dan jelas
2. kumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan
3. analisis informasi
4. tetapkan batasan-batasan masalah yang direncanakan
5. buat alternatif rencana berdasarkan prioritas
6. pilih alternatif yang terbaik
7. periksa ulang rencana yang telah disusun.

Sifat- sifat perencanaan
1. rasional , artinya perencanaan itu dibuat berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang matang sehingga dapat dilaksanakan secara logis
2. fleksibel , artinya dalam kondisi yang sulit , maka perencanaan itu dapat dilaksanakan
3. realistik , artinya target dari suatu sasaran memungkinkan untuk dicapai

Alat - Alat Perencanaan
 1. diagram BAR /CHART BAR
      - menunjukkan hubungan jenis kegiatan terhadap skala tertentu
      - tidak menunjukkan lintasan kritis
      - sederhana
      - tidak dapat digunakan untuk melakukan optimasi waktu dan biaya
2. diagram Milestone / diagram struktur
      - menggambarkan hubungan unsur-unsur fungsional secara hakiki
      - tidak menggambarkan skala waktu tiap kegiatan
3. Network Planning / Jaringan Kerja
      - menunjukkan hubungan jenis kegiatan terhadap skala waktu
      - dapat menunjukkan lintasan kritis
      - dapat digunakan untuk optimasi waktu dan biaya
     ( aplikasinya Microsoft Project 2000 dan 2003)

Tingkat Perencanaan

1. GOAL'S
       - tingkatan perencanaan yang berisi arah dasar kemana organisasi yang dituju
       - Goal's berisi :

Visi
- suatu pernyataan berupa wawasan yang menyatakan gambaran keadaan ideal yang ingin dicapai oleh menejen yang akan datang
              - persyaratan ;
                        1. fleksibel
                        2. ambisius
                        3. bersifat sosial
                        4. berorentasi pada masa depan
                        5. menggambarkan bisnis utama yang dipilih

Misi
- suatu pernyataan yang menggambarkan paduan tata nilai bagi pimpinan dalam usaha mewujudkan visi
                   - persyaratan ;
                         1. realistis
                         2. menggambarkan produk jasa dan organisasi
                         3. menggambarkan konsumen ( pasar utama dari organisasi)
                         4. tidak berbentuk petunjuk operasional

Tujuan
 - menggambarkan suatu kegiatan yang spesifik yang ingin dicapai serta kualitatif dalam waktu tertentu

Sasaran
- menggambarkan suatu keinginan yang spesifik yang ingin dicapai secara kuatitatif dalam waktu tertentu

Strategi
- menggambarkan tindakan operasional yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dari sasaran yang telah ditetapkan

 2. SINGLE USE PLAN
          - tingkatan dan bila rencana tidak dipergunakan lagi
             contoh : program ,proyek dan anggaran

 3. STANDING PLAN
          - tingkatan perencanaan yang dipakai terus - menerus/ berulang
             contoh : kebijakan , metode , prosedur , UU dan peraturan



b. ORGANISASI

Defenisi

- Pola kerjasama antara beberapa orang atau antar kelompok yang mempunyai fungsi- fungsi tertentu
  untuk mencapai suatu tujuan / beberapa tujuan yang ditetapkan

- Pola hubungan kerja antar orang / sekelompok orang yang efektif

    Unsur - unsur Organisasi
     - adanya sekelompok orang
     - adanya pola kerjasama
     - adanya tujuan bersama

    Kriteria organisasi yang baik
     - tujuannya jelas , mudah dipahami , dan diterima anggotanya
     - strukturnya sederhana
     - pola dasar organisasi relatif permanen
     - wewenang dan tanggung jawab seimbang
     - pembagian tugasnya merata
     - adanya penghargaan untuk anggotanya yang berjasa dan ada hukuman bagi anggotanya
        yang bersalah
     - adanya kesatuan arah
     - adanya kesatuan perintah
     - penempatan orang sesuai dengan keahlian
     - adanya jaminan masa jabatan
     - adanya kaderisasi



Defenisi Pengukuran Tanah

      Secara tradisional didefenisikan sebagai ilmu dan seni yang menentukan letak titik nisbi dari titik-titik diatas , pada permukaan bumi sendiri dan dibawah permukaan bumi atau untuk menetapkan titik-titik semacam itu.
                Secara umum , pengukuran tanah dapat dianggap sebagai displin yang meliputi semua metode untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis
Tugas juru ukur (surveyor) dibagi menjadi lima bagian :
  •  Analisa penelitian dan pengambilan keputusan .
  •  Pekerjaan lapangan dan pengambilan data
  •  Menghitung atau melakukan pemrosesan data
  •  Pemetaan atau penyajian data
  •  Pemancangan ( setting lapangan)
Sejarah Pengukuran Tanah

                Pengukuran tanah bermula dari mesir. Herodotus menyatakan bahwa sesostris ( ± 1400 tahun S.M.) mempetak-petakkan tanah mesir menjadi kapling-kapling untuk tujuan perpajakan. Banjir tahunan sungai nil menyapu habis sebagian dari kapling-kapling ini, dan juru-juru ukur ditugasi untuk mengganti batas-batas tersebut. Juru ukur kuno disebut Perentang-tali (rope-stretchers) karena pengukuran mereka dikerjakan dengan tali yang diberi tanda setiap satuan jarak.
                Akibat dari pekerjaan ini, para pemikir yunani kuno mengembangkan ilmu ukur (geometri) . Namun kemajuan-kemajuan mereka terutama dalam bidang ilmu-ilmu murni . Heron menjadi termashur karena menerapkan ilmu pengetahuan dalam pengukuran tanah kira-kira 120 tahun S.M. Dia adalah pengarang beberapa risalah untuk kepentingan juru-ukur, termasuk diopatra , yang membahas metode-metode untuk mengukur sebidang lapangan , Untuk menggambarkan suatu rencana, dan untu membuat suatu perhitungan. Diopatra juga menggambarkan salah satu peralatan ukur pertama yang tercatat dalam sejarah yaitu dioper. Bertahun- tahun karya heron dianut oleh para juru ukur yunani dan mesir.
                Perkembangan penting dalam seni pengukuran tanah dating dari orang-orang romawi yang berpikir praktis. Karya yang paling terkenal dibidang ini ditulis oleh Prontinus. Walau naskah aslinya hilang, bagian-bagian salinannya masih tersimpan baik. Insyinur dan juru ukur terkenal ini, yang hidup di abad pertama adalah perintis dibidang pengukuran tanah dan tuliosannya dipegang selama bertahun-tahun.
                Kemampuan rekayasa orang-orang romawi ditunjukkan oleh pekerjaan-pekerjaan konstruksi mereka diseluruh kekaisaran. Pengukuran tanah yang perlu untuk konstruksi ini menghasilkan persatuan juru-ukur. Instrumen – instrument yang rumit dikembangkan dan dipakai . Diantaranya adalah Groma , dipakai untuk membidik ; libella , sebuah kerangka berbentuk A dengan sebuah bandul unting-unting . untuk menyipat datar ; Chorobates , sebuah tepi lurus horizontal kira-kira sepanjang 20 ft (6,096 m) dengan kaki-kaki penyangga dan sebuah lekukan dibagian atas untuk diisi air yang berfungsi sebagai nivo.
                Salah satu naskah latin paling kuno yang masih ada adalah Codex Acerianus , ditulis kira-kira diabad keenam. Naskah ini memberi penjelasan tentang pengukuran tanah seperti yang dipratekkan orang-orang romawi dan membuat beberapa halaman dari risalah Frontinus. Naskah ini ditemukan dalam abad ke-10 oleh gerbert dan menjadi dasar untuk teksnya geometri , yaitu sebagian dititik beratkan pada pengukuran tanah.
                Selama abad-abad pertengahan. Ilmu yunani dan romawi dilestarikan oleh orang-orang arab. Sedikit saja kemajuan dibidang seni pengukuran tanah , dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan itu disebut “geometri praktis”
                Dalam abad ke-13 Von piso menulis Practica Geomatria yang berisi pelajaran – pelajaran mengukur tanah . dia juga mengarang Liber Quadratorum, terutama membicarakan kuadran-kuadran , sebuah kerangka bujur sangkar kuningan dengan sebuah sudut 90° dan pembagian skala lainnya. Sebuah petunjuk yang dapat digerakkan , dipakai untuk membidik.Instrumen-instrumen lain zaman itu adalah astrolabe (astrolabe) sebuah lingkaran logam dengan sebuah penunjuk berputar dipusatnya dan dipegang dengan cincin diatasnya,dan batang-batang (cross staff) , batang kayu sepanjang  4ft (1,22 m) dengan sebuah batang silang yang dapat diatur , tegak lurus batang pertama.panjang batang silang yang diketahui menyebabkan jarak bisa diukur dengan perbandingan dan sudut-sudut.
                Peradaban-peradaban kuno menganggap bahwa bumi itu bidang datar , tetapi dengan mengamati  bayang-bayang bumi dibulan pada waktu gerhana bulan dan mengamati kapal berangsur-angsur menghilang bila berlayar menjauh(kearah horizon), lambat laun disimpulkan bahwa planet ini sebenarnya berbentuk melengkung segala arah.
                Menentukan ukuran dan bentuk sebenarnya daripada bumi yang telah menjadi keinginan manusia selama berabad-abad. Sejarah mencatat seorang yunani bernama Erastosthenes (kira-kira 220 tahun S.M.) pertama kali mencoba menghitung dimensinya . Dia menentukan sudut dihamparan busur meridian antara syene dan Alexandria dimesir dengan mengukur posisi bayang-bayang matahari dikedua kota tersebut. Panjang busur diperoleh dengan mengalikan jumlah hari-hari kafilah antara syene dan Alexandria dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap hari.Dari pengukuran sudut dan busur , dengan penerapan geometri dasar erosthotenes menghitung keliling bumi adalah 25000 mil (40233,677 km) . pengukuran geodetic yang seksama dengan instrument yang lebih baik dan teknik geometri sama, menunjukkan bahwa harga Erastosthenes walaupun sedikit lebih besar , adalah menakjubkan karean mendekati harga yang lazim diterima sekarang. Tentu saja sebenarnya bumi mendekati bentuk sferoid (bidang lengkung yang bentuk dan ukurannya mendekati bumi)  yang tepat dengan jari-jari ekuator kira-kira 13,5 mil (21,726 km) lebih panjang daripada jari-jari kutub.
                Dalam abad ke-18 dan ke-19 seni pengukuran tanah maju lebih pesat. Kebutuhan akan peta-peta dan lokasi batas-batas nasional menyebabkan inggris dan prancis melaksanakan pengukuran yang luas dan memerlukan triangulasi teliti, jadi mulailah pengukuran anah secara geodetic . The U.S. Cost and Geodetic Survey ( sekarang  The National Geodetic Survey, bagian dari departemen perdagangan Amerika Serikat) dibentuk dengan undang-undang kongres pada tahun 1807. Mula-mula tugasnya adalah melaksanakan pengukuran hidrografik dan menyiapkan peta-peta laut, kemudian diperluas dan mencakup penetapan monumen-monumen titik kontrol diseluruh negara .
                Nilai tanah yang meningkat dan pentingnya batas-batas yang tepat, bersama dengan tuntutan perbaikan umum diarea terusan, jalan bebas hambatan, dan jalan baja yang membawa kedudukan pengukuran tanah kekedududkan terhormat.Lebih belakangan, volume besar dari konstruksi umum, sejumlah besar pengkaplingan tanah yang perlu pencatatan lebih baik, dan tuntutan-tuntutan dari bidang-bidang eksplorasi dan ekologi memerlukan program pengukuran yang lebih luas.Pengukuran tanah masih merupakan pertanda kemajuan didalam pengembangan dan pemakaian sumber-sumber daya bumi.
 Klasifikasi umum Pengukuran
  •   Pengukuran Geodetik
Dalam pengukuran geodetic, permukaan bumi yang lengkung itu diperhatikan dengan jalan melaksanakan hitungan pada sebuah sferoid (bidang lengkung yang bentuk dan ukurannya mendekati bumi) . sekarang sudah menjadi kebiasaan untuk mengerjakan hitungan geodetic dalam sistem koordinat tiga dimensi cartes (Rene’ Descartes) yang berpusat dibumi. Hitungan-hitungannya berkisar pada penyelesaian persamaan-persamaan yang dijabarkan dari ilmu ukur segitiga bola dan hitungan differensial-integral.Metode-metode geodetic dipakai untuk menentukan letak-letak nisbi dari tugu-tugu yang berjarak jauh satu samalain dan menghitung panjang serta arah garis-garis panjang diantaranya.Tugu-tugu ini berguna sebagaii dasar acuan pengukuran lebih rendah yang wilayahnya lebih sempit.
  •   Pengukuran Tanah Datar
Dalam pengukuran tanah datar kecuali untuk pengukuran sifat datar, basis acuan untuk pekerjaan lapangan dan hitungan dianggap berupa bidang datar horizontal . Arah garis unting-unting (arah gaya berat) dianggap sejajar diseleruh wilayah pengukuran, dan semua sudut yang diukur dianggap sudut datar. Untuk wilayah dengan luas terbatas, permukaan sferoid kita yang besar sebenarnya amat mendekati dasar.Pada garis 5 mil (8,046 km), busur dan tali busur sferoid hanya berbeda kira-kira 0,02 ft (6,096 m) panjangnya. Sebuah bidang datar menyinggung sferoid hanya renggang 8 inci, pada jarak 1 mil (1,6092 km) dari titik singgung. Dalam segitiga seluas 75 mil² , beda antara jumlah ketiga sudut segitiga bola dan jumlah ketiga sudut datar kira-kira sebesar  1 “ (1 detik) . Oleh karena itu jelas bahwa kecuali pengukuran pada wilayah yang luas, permukaan bumi dapat dianggap bidang datar , sehingga menyederhanakan hitungan dan tekniknya.Pada umumnya dipakai aljabar, ilmu ukur bidang,ilmu ukur analitis , dan ilmu ukur segitiga datar. Pada wilayah yang luas ,pemakaian kordinat Negara bagian adalah jalan pintas untuk menyelesaikan hitungan-hitungan geodetic
Klasifikasi khusus pengukuran
  • Pengukuran titik control
Adalah menetapkan jaringan tugu horizontal dan vertikal yang berguna sebagai kerangka acuan untuk pengukuran lain
  • Pengukuran topografik
Adalah menentukan lokasi ciri-ciri ilmiah dan buatan, serta elevasi yang dipakai dalam pembuatan peta
  • Pengukuran Persil
Batas dan kadastral (biasanya) adalah pengukuran tertutup untuk menetapkan garis-garis dan sudut batas pemilikan. Istilah kadastral pada umumnya sekarang dipakai untuk pengukuran sistem tanah Negara (tanah umum) .
Ada 3 kategori utama :
a.       Pengukuran Asli (original Surveys) ,untuk menetapkan sudut-sudut bagian baru diwilayah yang belum diukur.
b.      Pengukuran kembali (Retracement surveys) , yang menemukan kembali garis batas yang dulu pernah ditemukan
c.       Pengukuran Pengkaplingan (Subdivision Surveys) , untuk menetapkan tugu dan batas petak-petak baru tanda batas pemilikan tanah.
  • Pengukuran Hidrografik
Menentukan garis pantai dan kedalaman danau , sungai , laut , bendungan dan massa air lainnya. Pengukuran laut berkaitan dengan industri pelabuhan dan lepas pantai , serta lingkungan kelautan termasuk pengukuran dan penyelidikan kelautan yang dilaksanakan oleh petugas kapal.
  • Pengukuran jalur lintas
Dilaksanakan untuk merencanakan , merancang dan membangun jalan baja , jalan raya, jalur pipa , dan jalur memanjang lainnya. Biasanya dimulai dari sebuah titik control dan maju ke titik kontrol lainnya dengan cara paling langsung sepanjang dimungkinkan oleh konstruksi lapangan.
  • Pengukuran Konstruksi
Yang dilaksanakan sementara konstruksi berjalan , mengendalikan evaluasi , kedudukan-kedudukan horizontal , ukuran-ukuran dan konfigurasi. Pengukuran ini juga menghimpun data penting untuk menghitung tahapan – tahapan pembayaran konstruksi
  • Pengukuran Purna-Rancang (as-bulit surveys)
Menentukan lokasi akhir dan perancangan pekerjaan rekayasa yang tepat , kemudian memberikan pembuktian (verifikasi) dan pencatatan posisi termasuk pelabuhan-pelabuhan desain yang ada.
  • Pengukuran Tambang
Dilaksanakan diatas dan dibawah tanah untuk pedoman penggalian terowongan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pertambangan, termasuk survey geofisis untuk eksplorasi mineral dan sumber-sumber energi lainnya.
  • Pengukuran Matahari (solar surveys)
Memetakan batas-batas pemilikan tanah , hak sinar matahari , menyatakan letak kedudukan penghalang dan pengumpul sinar sesuai sudut matahari, dan memenuhi persyaratan-persyaratan lain dari badan zoning dan perusahaan asuransi hak tanah.
  • Pelurusan Optis (optical tooling atau pengukuran industrial)
Adalah suatu cara melaksanakan pengukuran yang sangat teliti yang memerlukan toleransi kecil untuk proses-proses dalam pabrik
  • Pengukuran terestis dan survei udara (fotogrametrik)
Pengukuran terestis adalah pengukuran yang dilaksanakan dengan peralatan yang berpangkal ditanah seperti  pita ukur, alat ukur jarak elektronik , alat sipat datar , dan teodolit. Sedangkan survei udara adalah pengukuran yang menggunakan kamera dan pengindera sensor lainnya yang dibawa dalam pesawat terbang untuk memperoleh data keperluan studi atau pemetaan




SURVEY BANGUNAN SIPIL



 PENGUKURAN LEBAR SUNGAI
1. Tanpa Menggunakan Alat Teodolit

LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN
·         Siapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk pengukuran dilapangan.
a.       Busur sudut.
b.      Paku
c.       Meteran
d.      Palu
e.       Galon
f.       Penggaris segitiga siku-siku
g.      Alat tulis
·         Buat sket lapangan yang mau diukur
·         Tentukan titik-titik dilapangan (titik P,Q,R) terbentuk sebuah segitiga siku-siku, usahakan titik P yang tidak dapat dijangkau ditandai dengan sebuah pohon atau tumbuhan yang lainnya yang terdapat ditepi sungai,. titik Q dilihat dari titik P sejajar dengan cara estimasi penglihatan menggunakan galon. Lalu titik Q tandai dengan paku.
·         Setelah titik Q ditandai dengan paku, tegakkan kembali galon dititik Q lalu Titik P ditarik ke titik R terbentuk sudut siku-siku ( 90°)  menggunakan penggaris segitiga siku-siku dan dengan cara estimasi penglihatan dan setelah didapatkan sudut siku-siku maka untuk menandai titik R maka seseorang sudah berdiri dengan galon dengan perintah seseorang yang berdiri di titik Q . lalu titik R ditandai dengan dengan paku.
·         Titik Q dan Titik R diukur jaraknya dan dicatat.
·         Seseorang berdiri lagi dititik R (sebagai posisi mencari sudut antara titik aQRP) dan titik Q yang sudah ditandai ditegakkan kembali dengan galon , lalu ditembakkan kembali titik Q ke Titik P dengan menggunakan estimasi penglihatan.
·         Antara Titik Q dan titik R ditarik meteran dan lurus dan seseorang yang berada dititik R ditembakkan ke titik P yang sudah ditandai. Setelah itu, gunakan busur untuk menentukan sudutnya dan dibaca serta dicatat.
·         Sudah didapatnya sudutnya , barulah dicari perhitungannya dengan menggunakan rumus segitiga siku-siku.

o

    2. Menggunakan Alat Teodolit
     
   LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN
·         Siapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk pengukuran dilapangan.
a.       teodolit
b.      Paku
c.       Meteran
d.      Palu
e.       Galon
f.       Statip
g.      Unting-unting
h.      Payung
i.        Alat tulis
·         Buat sket lapangan yang mau diukur
·         Tentukan titik-titik dilapangan (titik P,T,R) terbentuk sebuah segitiga sembarang, usahakan titik P yang tidak dapat dijangkau ditandai dengan sebuah pohon atau tumbuhan yang lainnya yang terdapat ditepi sungai,. titik T dilihat dari titik R sejajar dengan cara menggunakan meteran ditarik lurus dari titik T ke titik R. Lalu titik T dan titik R tandai dengan paku.
·         Tentukan titik X yang segaris lurus dengan titik P menggunakan teodolit yang berada dititik X. Dan letakkan titik Q tepat pada batas tepi sungai dengan tanah yang segaris lurus dengan titik P menggunakan galon.Titik X ke Titik Q ( r ) dan titik Q ketitik R (dₒ) diukur jaraknya dan dicatat serta ditandai dengan paku masing-masing titiknya.
·         Setelah diukur, alat masih berada dititik X lalu ditembakkan sudutnya sekitar 90° untuk menentukan letak titik Y .tandai titik Y dengan paku serta diukur pakai meteran jarak dari titik X ke titik Y ( d₁ ) dan dicatat.
·         berdiri lagi alat dititik Y (sebagai posisi mencari sudut antara titik aXYP), lalu ditembakkan  titik X ke Titik P dengan menggunakan bacaan sudut (titik X berdiri dengan galon) lalu dicatat sudut yang didapat.
·         Sudah didapatnya sudutnya , barulah dicari perhitungannya dengan menggunakan rumus segitiga siku-siku.





















Arsip Ku