Saturday, November 29, 2014

AZIMUTH

Pengertian 

           Dalam ilmu ukur tanah disebut sudut arah atau sudut jurusan dari utara geografis kearah timur berputar searah dengan jarum jam. 
                        Dalam peralatan ukur tanah umumnya kebanyakan memakai azimut magnetis. Beda arah utara yang ditunjukkan oleh magnetis dan utara geografis disebut deklinasi magnit (δ). Kesalahan jarum magnit tidak sejajar dengan angka 0 – 180°pada piringan horizontal maupun garis bidik yang tidak tegak lurus mendatar disebut kesalahan kolimasi. Kesalahan jarum magnit tidak sejajar disebabkan oleh adanya gangguan medan magnit setempat seperti benda-benda yang terbuat dari besi, nikel, dan lain-lain 
contohnya : rel kereta api dan jembatan yang terbuat dari konstruksi besi atau baja.
Untuk mendapatkan arah yang benar, maka diukur besar deklinasi magnit dengan cara membandingkan suatu arah yang diukur menggunakan kompas dengan pengamatan astronomis (matahari). 
selisih arah kompas dengan pengamatan astronomis merupakan besar koreksi terhadap arah hasil ukuran yang benar.

Ada 4 Macam Kemungkinan :
  1. Pengaturan arah angka-angka skala lingkaran horizontal ada yang kekanan atau searah jarum jam. 
  2. Pengaturan arah angka-angka skala lingkaran horizontal ada yang kekiri atau berlawanan dengan arah jarum jam. 
  3. Posisi teropong atau garis bidik ada yang sejajar dengan angka 0 - 180°. 
  4. Posisi teropong atau garis bidik ada yang sejajar dengan angka 180 - 0°.
Ada 3 cara menentukan Macam azimut : 
  1. Tentukan garis skala yang berimpit dengan ujung utara jarum magnit. Angka tersebut menyatakan besar suatu busur yang dimulai dari garis nol skala dan diakhir pada angka itu. 
  2. Tentukan busur yang besarnya sama dengan angka pembacaan dimulai dari titik nol 
  3. Carilah suatu sudut yang dimulai dari salah satu ujung jarum magnit utara atau selatan sampai garis bidik yang sama besarnya dengtan busur lingkaran yang dinyatakan dengan angka pembacaan. Maka cara atau arah putaran dari sudut tersebut menyatakan macam azimutnya.














Saturday, December 22, 2012

manajemen #1



MANAJEMEN PROYEK
(geodecy engineering)

               Manajemen adalah suatu proses penggunaan manusia, uang, dan peralatan yang dituangkan dalam suatu wadah tertentu, untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran dalam batas ruang dan waktu tertentu, dengan menggunakan metodik atau sistematik tertentu agar tercapai dayaguna dan tepat guna sebesar-besarnya.
Unsur dari pengertian diatas ;
Sarana : Manusia, Peralatan, dan Uang
Organisasi Pelaksana : Wadah/ sebuah pengaturan
Pembatas : Ruang (lokasi dan lingkungan kegiatan) dan Waktu

Tujuan Menejemen

                Adalah mendapatkan suatu cara yang sebaik-baiknya dilakukan, agar dengan sumber daya yang sangat terbatas (seperti modal, tenaga, bahan) dapat dicapai sasarannya.

  •          TATA LAKSANA PROYEK
MENATA kegiatan (tata proyek) dan MELAKSANAKAN poryek (laksana proyek) dalam arti perencanaan sampai pengawasannya.

  •          Parameter Menjalin Jaringan Kerja
§  Umpan Menejemen
§  Kendala Waktu/ Dimensi waktu

  •          Rumusan Keberhasilan Sebuah Proyek
“ CEPAT – TEPAT – CERMAT – SELAMAT “

  •          Sistem Dalam Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas merupakan kumpulan-kumpulan kegiatan atau proses. Pekerjaan adalah bagian dari proses-proses didalam kehidupan manusia; dengan pengertian “jasa” manusia sebagai umpan bagi berlangsungnya suatu proses.
Dimana ;
-          Proses untuk membahas sistem
-          Kegiatan untuk bahas mengenai organisasi / prosedurnya

Dasar-dasar dalam batasan manajemen

  •           Manusia
Dengan memperhatikan persyaratan kecakapan dan ketrampilan sesuai dengan bidang tugasnya

  •           Sumber daya
Dapat meliputi orang, bahan, peralatan, dan perlengkapannya. Perlu ditetapkan jumlah, macam, dan kualifikasinya berdasar urgensi pelaksanaan tugas.

  •           Otoritas
Merupakan produk hukum, yang antar lain berupa surat keputusan dan tanggung jawab yang digariskan.

  •           Perlu Diperinci Lebih Lanjut
Rencana-rencana, program dan pengawasan, termasuk unsur pengendalian dan pembatasannya.

Displin berpikir

Hal-hal yang berkaitan dengan displin berpikir ;

  •           Sistem: diartikan sebagai masalah yang harus dikenal sampai pada strukturnya, dan merupakan perpaduan antar ilmu dan pemikiran yang dilandasi oleh kesatuan pandangan
  •           Pendekatan sistem dapat dirumuskan sebagai pendekatan melalui pengenalan masalah sampai pada strukturnya.
  •           Displin berpikir disini dimaksudkan agar dibiasakannya untuk mengenal masalah sampai pada strukturnya. Masalah adalah pengertian netral, sedang persoalan selalu melibatkan adanya penyimpangan-penyimpangan/kelainan diluar titik tolak penglihatan tertentu.
  •           Dalam disiplin berpikir dituntut pula agar dapat mengenal masalah dengan baik, maksudnya agar mengenal masalah sampai pada strukturnya. Struktur adalah bagian masalah yang terdapat tingkat kepentingan/beda kepentingan; sehingga nampak adanya hirarki. Syarat untuk dapat mengenal masalah jika pada masalah yang bersangkutan dikaitkan dengan tujuan tertentu.

  •           Mamfaat mengenal masalah sampai pada strukturnya adalah;
      • .         Menyadari adanya tujuan
      •      Penyeragaman titik tolak penglihatan
      •    Mempermudah dalam mencapai kesepakatan
      •    Penciptaan ukuran yang seragam atas persoalan yang timbul
      •    Membantu pengaturan yang melembaga/ institusional


   SIKLUS MANAJEMEN
     Tiga unsur pokok :
·         Perencanaan
o   Formulasi Rencana
§  Organisasi
o   Pemograman
§  Dana Anggaran
·         Pelaksanaan
o   Pimpinan dan Pengendalian
§  Pengendalian
§  Koordinasi
·         Pengawasan
o   Pelaporan dan Evaluasi
§  Keuangan
-       Audit dan Account
§  Aktivasi Fisik
-       Progres
   Umpan Manajemen Terpakai
   Ditinjau dari beberapa aspek ;

  •                    Otoritas
Berupa gambaran intitusi yang menyangkut pengaturan wewenang, tanggung jawab, dan hak seseorang dalam proses. Bentuknya dapat berupa surat keputusan atau job diskripsi yang orientasinya bersifat umum maka sering disebut juga produk hukum ini sebagai Umpan Umum

  •           Koordinasi
Diarahkan dalam pencapaian sasaran dan pengendalian yang bentuknya dapat berupa rencana mengandung ketentuan yang melandasi permasalahan. Rencana merupakan rumusan tujuan dan sasaran, dimana ;
§  Tujuan berhubungan dengan proses
§  Sasaran berhubungan dengan produk
Dan orientasinya pada produk secara khusus, maka hal diatas disebut Umpan Khusus.

  •           Pembatasan
Unsur pembatas atau limitasi adalah termasuk umpan teknologis yang berupa standar, manual, dan petunjuk pelaksanaan lainnya. Ketentuan pembatas pada umumnya suatu usaha pengaturan yang ditunjukkan untuk menjamin tercapainya produk utama (sasaran pokok). Umpan teknologis berorientasi pada produk secara khusus maka tergolong Umpan Khusus.

  •           Dinamika
Bentuknya berupa petunjuk-petunjuk yang bersifat psikososial yang menyangkut dorongan, persuasi, dan lain-lain. Kelompok aspek tingkah laku manusia merupakan umpan manajemen yang diperlukan untuk mendapatkan output yang maksimal dari manusia dan bagian terpenting dari proses pencapaian sasaran.
Umpan Manajemen ini dikelompokkan atas ;
§  Fungsi (kemampuan, keuletan, dan keluwesan)
§  Orang-orang (komunikasi, organisasi, dan bergaul)
§  Tanggung jawab (manifestasi tanggung jawab, kepercayaan, dan stabilitas)
§  Sifat personalitas (perhatian, tanggappan, dan pengendalian terhadap keadaan)
§  Penguasaan diri (obyektifitas, penilaian diri, dan sifat bisa diganti)
   
     FAKTOR WAKTU DAN MASALAHNYA

                Beberapa perusahaan yang bergerak dibidang survai dan pemetaan serta perusahaan yang melayani jasa keteknikkan (Engineering Project) mempergunakan dasar PERT dan CPM.

  •          PERT (Program Evaluation Review Technique)
Yang artinya adalah teknik menilai dan mempertimbangkan program, suatu program yang dikembangkan oleh Navy special Project Office di Amerika Serikat. Dengan PERT diharapkan sebanyak mungkin dapat mengurangi adanya penundaan produksi dan dapat dengan cepat mengkoordinasikan dan mensinkronkan bagian-bagian atau sub proyek terhadap keseluruhan proyek secara utuh.

  •           CPM (Critical Path Methode)
Yang artinya adalah jalur kritis.

Saturday, August 4, 2012

Pengukuran sungai



  PENGUKURAN LEBAR SUNGAI
1. Tanpa Menggunakan Alat Teodolit

GAMBAR PENGUKURAN



LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN

  • ·         Siapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk pengukuran dilapangan.
a.       Busur sudut.
b.      Paku
c.       Meteran
d.      Palu
e.       Galon
f.       Penggaris segitiga siku-siku
g.      Alat tulis

  • ·         Buat sket lapangan yang mau diukur
  • ·         Tentukan titik-titik dilapangan (titik P,Q,R) terbentuk sebuah segitiga siku-siku, usahakan titik P yang tidak dapat dijangkau ditandai dengan sebuah pohon atau tumbuhan yang lainnya yang terdapat ditepi sungai,. titik Q dilihat dari titik P sejajar dengan cara estimasi penglihatan menggunakan galon. Lalu titik Q tandai dengan paku.
  • ·         Setelah titik Q ditandai dengan paku, tegakkan kembali galon dititik Q lalu Titik P ditarik ke titik R terbentuk sudut siku-siku ( 90°)  menggunakan penggaris segitiga siku-siku dan dengan cara estimasi penglihatan dan setelah didapatkan sudut siku-siku maka untuk menandai titik R maka seseorang sudah berdiri dengan galon dengan perintah seseorang yang berdiri di titik Q . lalu titik R ditandai dengan dengan paku.   Titik Q dan Titik R diukur jaraknya dan dicatat.
  • ·         Seseorang berdiri lagi dititik R (sebagai posisi mencari sudut antara titik aQRP) dan titik Q yang sudah ditandai ditegakkan kembali dengan galon , lalu ditembakkan kembali titik Q ke Titik P dengan menggunakan estimasi penglihatan.
  • ·         Antara Titik Q dan titik R ditarik meteran dan lurus dan seseorang yang berada dititik R ditembakkan ke titik P yang sudah ditandai. Setelah itu, gunakan busur untuk menentukan sudutnya dan dibaca serta dicatat.Sudah didapatnya sudutnya , barulah dicari perhitungannya dengan menggunakan rumus segitiga siku-siku.


Contoh data pengukuran :
Diketahui :
sudut aQRP = 45°
jarak do           = 12 m

Mencari lebar sungai (r) = ?

Penyelesaian :
             r    =  Tan aQRP .  do
             r    =  Tan 45° .  12 m
             r    =  19,437 m
jadi, didapat lebar sungai 19,437 m




2. Menggunakan Alat Teodolit

LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN

  • ·         Siapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk pengukuran dilapangan.
a.       teodolit
b.      Paku
c.       Meteran
d.      Palu
e.       Galon
f.       Statip
g.      Unting-unting
h.      Payung
i.        Alat tulis

  • ·         Buat sket lapangan yang mau diukur
  • ·         Tentukan titik-titik dilapangan (titik P,T,R) terbentuk sebuah segitiga sembarang, usahakan titik P yang tidak dapat dijangkau ditandai dengan sebuah pohon atau tumbuhan yang lainnya yang terdapat ditepi sungai,. titik T dilihat dari titik R sejajar dengan cara menggunakan meteran ditarik lurus dari titik T ke titik R. Lalu titik T dan titik R tandai dengan paku.
  • ·         Tentukan titik X yang segaris lurus dengan titik P menggunakan teodolit yang berada dititik X. Dan letakkan titik Q tepat pada batas tepi sungai dengan tanah yang segaris lurus dengan titik P menggunakan galon.Titik X ke Titik Q ( r ) dan titik Q ketitik R (dₒ) diukur jaraknya dan dicatat serta ditandai dengan paku masing-masing titiknya.
  • ·         Setelah diukur, alat masih berada dititik X lalu ditembakkan sudutnya sekitar 90° untuk menentukan letak titik Y .tandai titik Y dengan paku serta diukur pakai meteran jarak dari titik X ke titik Y ( d₁ ) dan dicatat.
  • ·         berdiri lagi alat dititik Y (sebagai posisi mencari sudut antara titik aXYP), lalu ditembakkan  titik X ke Titik P dengan menggunakan bacaan sudut (titik X berdiri dengan galon) lalu dicatat sudut yang didapat.
  • ·         Sudah didapatnya sudutnya , barulah dicari perhitungannya dengan menggunakan rumus segitiga siku-siku.


Contoh data lapangan :

Diketahui :
do        =          12 m                            sudut aXYP = 45°
d₁         =          24 m
r₂          =          10 m
mencari lebar sungai ( r₁ ) = ?

Penyelesaian :
             r    =  Tan aXYP .  d
             r    =  Tan 45° .  24 m
             r    =  38,875 m
  r    =  r₁ + r
  r  r - r
  r  38,875 m 10 m
  r  28,875 m
jadi, didapat lebar sungai 28,875 m








Thursday, April 14, 2011

plumbing

PERANCANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
  1. Prinsif  Dasar
  2. Sistem Penyediaan Air bersihTangki-Tangki Air
  3. Perancangan Sistem Pipa Air Dingin
  4. Peralatan Penyediaan Air  
  1.  Prinsif  Dasar
  • Kualitas Air
  • Pencegahan Pencemaran Air 
Kualitas Air
Tujuan sistem penyediaan air adalah menyediakan air bersih.   Penyediaan air minum dengan standar kualitas yang tetap baik  merupakan prioritas utama. Standar kualitas ini telah ditetapkan oleh banyak negara di dunia

Pencegahan Pencemaran Air
Dalam peralatan plambing, air minum harus dapat dialirkan ketempat-tempat tujuan tanpa mengalami pencemaran. Hal ini merupakan faktor terpenting ditinjau dari segi kesehatan , ada 3 cara pencegahan pencemaran air yaitu :
    01. Larangan adanya hubungan pintas
    02. Pencegahan terjadinya aliran balik
    03.  Pukulan Air

HUBUNGAN  PINTAS
(cross connection)
Adalah  hubungan fisik antara dua sistem pipa yang berbeda, satu sistem pipa untuk air bersih dan sistem pipa lainnya yang berisi air yang diragukan kualitasnya, dimana air akan dapat mengalir dari satu sistem ke sistem lainnya, contoh  :
1.Membuat hubungan pintas antara sebuah tangki air minum dengan tangki air bukan untuk air minum, walaupun diperkirakan tidak akan terjadi pencemaran.
2. Sistem perpipaan air minum  yang terendam dalam air kotor atau bahan lain yang tercemar

ALIRAN BALIK
(backflow)
Aliran balik (backflow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau bahan campuran kedalam sistem perpipaan air minum yang berasal dari sumber lain yang bukan untuk air minum. Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan ini disebabkan oleh terjadinya Efek Siphon-balik (back siphonage) 
Back siphonage adalah terjadinya aliran masuk kedalam pipa air minum dari air bekas,air tercemar, dari peralatan saniter atau tangki akibat timbulnya tekanan negatif dalam pipa

CONTOH TERJADINYA ALIRAN BALIK (efek siphonage)
Pada keadaan dimana katup pada titik A ditutup untuk perbaikan sistem pipa atau pembersihan tangki diatas atap, sedangkan slang air terpasang pada keran B ujungnya tetap terendam dalam ember berisi air. Apila keran C dibuka, tekanan negatif akan timbul dalam sistem pipa karena A tetap tertutup.
Tekanan negatif  ini menyebabkan air kotor dari ember terisap masuk melalui keran B dan keluar melalui keran C.



PERALAT PLAMBING YANG RAWAN
EFEK SIPHON-BALIK
  • Berbagai macam peralatan untuk menyimpan air (tangki air, tangki ekspansi, menara pendingin, kolam renang, kolam lainnya)
  • Peralatan yang dapat menampung air (bak cuci tangan, bak cuci dapur, dsb)
  • Berbagai peralatan khusus (peralatan dapur, kedokteran, mesin cuci, dsb)
CARA PENCEGAHAN EFEK
SIPHON-BALIK (2)
  • Membuat  Celah Udara
  • Memasang Alat  Pencegah Aliran Balik
CELAH UDARA
Celah Udara dalam sistem penyediaan air bersih adalah ruang bebas berisi udara bebas antara bagian terendah dari lubang pipa atau keran yang akan mengisi air kedalam tangki atau peralatan plambing lainnya, dengan muka air meluap melalui bibir tangki atau peralatan plambing  tersebut

ALAT PENCEGAH ALIRAN BALIK
Beberapa pralatan plambing tidak dapat dibuatkan celah udara, karena alasan penggunaannya, konstruksi, estetik / arsitektur, maka perlu dipasang alat pencegah aliran balik.
Alat pencegah aliran balik yang banyak digunakan disebut “pemecah vakum”, yang akan mencegah efek siphon-balik secara otomatis memasaukkan udara kedalam pipa penyediaan air bersih apabila terjadi tekanan negatif didalam  sistem pipa tersebut

PERALATAN  PLAMBING  YANG  WAJIB DIPASANG  PEMECAH  VACUM
  • Katup glontor (flush valve) untuk  kloset dan peturasan
  • Katup bola untuk tangki glontor, bidet, pancuran mandi yang tidak terpasang tetap (handshower)
  • Kran air untuk slang
  • Mesin cuci untuk pakaian dan piring, penyiram taman
JENIS JENIS ALAT PEMECAH VACUM 
  1.  Pemecah vakum tekanan-atmosfir 
    (dipasang pada sisi sekunder)
2. Pemecah vakum tekanan-positif (dipasang   
    pada sisi primer)  

PEMECAH  VACUM JENIS
TEKANAN  ATMOSFIR

Jenis ini dipasang pada alat alat yang mengalami tekanan hanya apabila ada aliran air. Pemecah vakum ini dipasang pada sisi yang tidak mendapat tekanan air terus menerus, artinya pada sisi hilir dari katup (downstreem) . Kalau  jenis ini dipasang pada sisi yang bertekanan air terus menerus, maka piringan penutup akan selalu tertekan pada dudukannya, sehingga pada waktu terjadi tekanan negatif dalam pipa, piringan tersebut tidak dapat lepas dari dudukannya dengan mudah untuk memasukkan udara  .Jenis ini sebaiknya dipasang pada katup-gelontor kloset dan peturasan (flush valve), katup-bola untuk tangki gelontor, pancuran tangan, bidet, mesin cuci dsb   


PEMECAH  VACUM JENIS
TEKANAN-POSITIF
Jenis ini dipasang pada sisi yang bertekanan air  terus-menerus.
Prinsif  kerjanya dapat dilihat pada gambar Melalui sebuah lubang kecil tekanan air masuk rongga diafram untuk menekan katup, mencegah air keluar melalui lubang udara
Apabila oleh sesuatu sebab terjadi tekanan negatif didalam pipa, rongga diafram juga  akan mempunyai tekanan negatif, dan tekanan atmosfir dibawah diafram mendorong katup terbuka untu memasukkan udara

PUKULAN  AIR   (WATER HAMMER)
  • Penyebab pukulan air dalam-pipa secara umum dan pencegahannya
Gejala Pukulan air tejadi apabila aliran air dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh keran atau katup, tekanan air pada sisi atas (upstream) akan meningkat dengan tajam dan menimbulkan “gelombang tekanan” yang akan merambat dengan kecepatan tertentu, kemudian dipantulkan kembali ke tempat semula. 
Gejala ini menimbulkan kenaikan tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan
Tekanan yang timbul dinamakan tekanan pukulan-air (water hammer pressure)
Pukulan ini mengakibatkan kerusakan pada peralatan plambing, getaran pada sistem pipa, patahnya pipa, kebocoran dan suara berisik

 MENCEGAH TIMBULNYAPUKULAN AIR DALAM-PIPA SECARA UMUM
Pukulan air cenderung terjadi dalam keadaan :
1. Tempat-tempat dimana katup ditutup/dibuka mendadak
2. Keadaan dimana tekanan air dalam pipa selalu tinggi
3. Keadaan dimana kecepatan air dalam pipa selalu tinggi
4. Keadaan dimana banyak jalur keatas dan kebawah dalam sistem pipa
5. Kedaan dimana banyak belokan dibanding jalur lurus
6. Keadaan dimana temperatur air tinggi
Mencegah gejala pukulan air dalam pipa secara umum :
  • Menghindari tekanan kerja yang terlalu tinggi
  • Menghindari kecepatan aliran yang terlalu tinggi
  • Memasang rongga udara atau atau alat pencegah pukulan air
  • Menggunakan dua katup bola-pelampung pada tangki air


  • Penyebab pukulan air dalam pipa-keluar pompa dan pencegahannya
Penyebabnya lebih rumit dibanding dalam pipa umumnya. Pada waktu motor pompa dihentikan tidak langsung menimbulkan pukulan air, laju aliran air berkurang  sedangkan air dalam pipa tetap mengalir. Akibatnya tekanan pada sisi keluar pompa akan turun lebih rendah dari normal, tekanan pada sisi keluar pompa akan sedemikian rendah sehingga air tidak dapat mengalir lagi dan akibatnya air akan mengalir balik 
MENCEGAH TIMBULNYA PUKULAN AIR DALAM PIPA-KELUAR POMPA
1.Memasang Check Valve jenis yang dapat  meredam pukulan (impact absorbing),
2.Menghilangkan katup aliran searah pada sisi keluar pompa, pada waktu terjadi aliran balik maka seluruh air akan masuk kembali kedalam tangki isap pompa
3.Memasang serendah mungkin pipa horison keluar pompa, apabila lokasi pompa horisontal cukup jauh dari tangki atas, untuk mencegah pemisahan kolom air .

Friday, March 18, 2011

Pengujian batas cair

1. PENDAHULUAN
Plastisitas merupakan karakteristik yang penting dalam tanah berbutir halus. Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume tetap tanpa terjadi retakan atau remahan. Plastisitas terdapat pada tanah yang memiliki mineral lempung atau bahan organik. Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir halus pada kadar air tertentu dikenal dengan konsistensi. Berdasarkan kadar airnya, tanah digolongkan dalam tiga kondisi yaitu kondisi cair, plastis, semi-padat atau padat.
               Batasan kadar air dimana terjadi perubahan kondisi tanah bervariasi antara tanah yang satu dengan yang lain. Konsistensinya tergantung pada interaksi antar partikel-partikel mineral lempung. Penurunan kadar air mengakibatkan penipisan tebal lapisan kation dan juga menyebabkan naiknya nilai gaya tarik-menarik antar partikel. Untuk suatu jenis tanah yang akan mencapai kondisi plastis, besarnya gaya-gaya antar partikel harus sedemikian rupa sehingga partikel-partikel tersebut bebas tergelincir relatif terhadap sesamannya,dengan tetap mempertahankan kohesi di antara mereka. Penurunan kadar air juga mengakibatkan reduksi volume tanah, baik dalam keadaan cair, plastis, maupun semi­padat. Umumnya tanah berbutir halus secara alamiah berada alam kondisi plastis. Batas atas dan bawah dari rentang kadar air dimana tanah masih bersifat plastis disebut batas cair (liquid limit) dan batas plastis (plastic limit). Sedangkan peralihan antara kondisi semi padat dan padat terjadi pada batas susut (shringkage limit) yang didefinisikan sebagai besar kadar air dimana tanah tersebut mempunyai volume terkecil pada saat airnya mengering.Jika batas plastis dari suatu sampel tanah tidak dapat ditentukan maka tanah tersebut dilaporkan sebagai non-plastis (NP).
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Maksud dan tujuan pengujian ini untuk menentukan kadar air tanah pada batas cair dengan cara Cassagrande yang akan digunakan untuk menentukan sifat dan klasifikasi tanah.
3. PERALATAN
1.    Alat batas cair standard (Atterberg)
2.    Alat pembuat alur
·                       Grooving tool (ASTM) untuk tanah kepasiran
·                       Grooving tool (Cassagrande) untuk tanah kohesif
3.    Spatula
4.      Botol, berisi air suling (Botol semprot)
5.      Plat kaca
6.    Tin box (cawan)
7.      Desikator
8.    Oven
9. Tim bangan dengan ketelitian 0,01 gram
4. BENDA UJI
-        Untuk jenis tanah yang mempunyai butiran halus dari saringan No.40 (0,42 mm), langsung digunakan tanpa melakukan pengeringan dan penyaringan terlebih dahulu.
-        Untuk jenis tanah yang mempunyai butiran kasar dari saringan No.40, terlebih dahulu dikeringkan di udara terbuka, kemudian disaring dengan saringan No.40.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1.    Siapkan mangkok batas cair, bersihkan dari lemak atau kotoran yang menempel dengan menggunakan eather.
2.    Atur ketinggian jatuh mangkok, dengan cara sebagai berikut :
·             Kendurkan kedua baut penjepit, lalu putar handle/tuas pemutar sampai posisi mangkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm.
·             Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok, kendurkan baut belakang, angkat mangkok masukan bagian ujung tungkai pemutar alur ASTM tepat masuk diantara dasar mangkok dan alasnya, kencangkan kembali baut bagian belakang.
3.    Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No.40 lalu letakkan diatas plat kaca pengaduk.
4.    Tambahkan air suling sedikit demi sedikit, aduklah sampel tanah tersebut menggu nakan spatula sampai homogen.
5.    Setelah didapat campuran homogen, ambil sampel tanah dalam tersebut, masukan ke dalam mangkok alat batas cair. Ratakan permukannya sehingga sejajar dengan dudukan alat. Bagian yang paling tebal harus ± 1cm.
6.      Buatlah alur dengan cara membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut, Gunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah mangkok secara simetris dengan posisi tegak luruspermukaan mangkok
7. Putar tuas/handle pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik (dalam 1 detik
mangkok jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 1/2” (12,5 mm).Catat jumlah ketukan yang terjadi untuk mencapai kondisi yang bersinggungantersebut.
8.     Ambil sebagian benda uji dari mangkok tersebut dengan menggunakan spatula, masukan ke dalam tin box (cawan), tentukan kadar air tanah. Sisa benda uji diletakan diatas plat kaca.
9.    Ulangi prosedur pengujian mulai dari prosedur no.4 s/d no.7 dengan variasi penambahan air yang berbeda.

CATATAN
1.      Proses besinggungnya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan bukan karena geseran antara tanah dan mangkok.
2.      Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan (pencampuran dilakukan dari kadar air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
3.      Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah ketukan diambil antara 10-20, 20-30, 30-40, dengan 4 kali pengujian.
4.    Alat pembuat alur Cassagrande digunakan untuk tanah berbutir halus (lempung) sedangkan type ASTM untuk tanah lempung kepasiran.
6. PERHITUNGAN
Untuk menentukan batas cair dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.       Gambarkan dalam bentuk grafik hasil-hasil yang diperoleh dari pengujian tersebut berupa nilai-nilai kadar air dan jumlah ketukan. Nilai kadar air sebagai sumbu vertikal dan jumlah ketukan merupakan skala horizontal dengan skala logaritma.
2.      Buat garis lurus melalui titik-titik tersebut, tentukan nilai batas cair benda uji tersebut berdasarkan nilai kadar air pada jumlah ketukan ke-25.
Apabila titik-titik yang diperoleh tidak satu garis lurus, maka buatlah garis yang melalui titi-titik berat dari titik-titik tersebut.
Perhitungan manual :
(pengujian 1)
W1 = 9,43
W2 = 78,95
W3 = 49,15
N    = 25 ketukan
  • BERAT AIR                                      
Ww = 78,95- 49,15
  = 29,8g               
  • BERAT TANAH KERING                  
Ws = 49,15- 9,43
     = 39,72g
  • KADAR AIR                        
 w = 29,8  / 39,72   x 100% 
     =75,03 g



(pengujian 2)
W1 = 9,31
W2 = 86,6
W3 = 50,07
N    = 22 ketukan
  • BERAT AIR                                      
Ww = 86,6- 50,07 
  = 36,53g                   
  • BERAT TANAH KERING                  
Ws = 50,07- 9,31
     = 40,76g
  • KADAR AIR                        
 w = 36,53g / 40,76g x 100% 
     =89,62 g
(pengujian 3)
W1 = 9,3
W2 = 52,84
W3 = 36,22
N    = 32 ketukan
  • BERAT AIR                                      
Ww = 52,84- 36,22
        = 16,62g                   
  • BERAT TANAH KERING                  
Ws = 36,22- 9,3
      = 26,92g
  • KADAR AIR                        
 w = 16,62g / 26,92g x 100% 
     =61,74 g




(pengujian 4)
W1 = 9,59
W2 = 53,43
W3 = 32,22
N    = 15 ketukan
  • BERAT AIR                                      
Ww = 53,43- 32,22
        = 21,21g                   
  • BERAT TANAH KERING                  
Ws = 32,22- 9,59
      = 22,63g
  • KADAR AIR                        
 w = 21,21g / 22,63g x 100% 
     =93,73 g
  • BATAS CAIR
 Dari hasil grafik uji dengan persamaan garis linear
 y = a.Ln(n) + b
y = -8.4695Ln(x) + 104.58
R2 = 0.996
25 ketukan = 77,32 %

7. LAPORAN
1.      Catatlah hasil yang diperoleh pada formulir yang tersedia dan dilengkapi dengan kondisi tanah yang diuji dalam keadaan asli, kering udara, disaring atau tidak.
2.      Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat.
8. PERAWATAN
1.      Bersihkan peralatan segera setelah percobaan selesai.
2.      Lumasi pen penggantung mangkok supaya bias bergerak dengan bebas.
3.      Kencangkan baut (borg) penjepit sentrik agar bias berputar sesuai dengan kecepatan putaran tuas (tidak slip).
.
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Lokasi /ID            : LABORATURIUM MEKANIKA TANAH                             Kelompok : 04
Hari/tanggal         : RABU, 1 DESEMBER 2010

LANGKAH PENGUJIAN
SATUAN
HASIL PERHITUNGAN
BANYAKNYA KETUKAN

25
22
32
15
NOMOR CAWAN

1
2
3
4
BERAT CAWAN                                              W1
gr
9,43
9,31
9,30
9,59
BERAT CAWAN + TANAH BASAH                W2
gr
78,95
86,60
52,84
53,43
BERAT CAWAN + TANAH KERING               W3
gr
49,15
50,07
36,22
32,22
BERAT AIR                                    WW = W2 - W3 
gr
29,80
36,53
16,62
21,21
BERAT TANAH KERING                WS = W3 - W1
gr
39,72
40,76
26,92
22,63
KADAR AIR                       w = WW  / WS  x 100%                                   
%
75,03
89,62
61,74
93,73

  PERSAMAAN GARIS LINEAR y = a.Ln(n) + b
a =
-8,4695
b =
104,58
  KADAR AIR PADA JUMLAH KETUKAN 25 KALI
77,32
%




  BATAS CAIR                                                (LL)          
77,32
%





KESIMPULAN

                Bahwa dari pengujian batas cair tersebut dapatlah sebuah batas cair yang  bervariasi dari pengujian 1-4 yaitu (75,03%, 89,62%, 61,74%, 93,73%) dari beberap ketukan. Batas cair yang diperoleh untuk 25 ketukan adlah dari grafik batas cair diambil titik temu 25 ketukan tersebut 25 ketukan yaitu PERSAMAAN GARIS LINEAR y = a.Ln(n) + b F y = -8.4695Ln(x) + 104.58  R2 = 0.9964 diperoleh sebesar 77,32 %.
            Dari peroleh persamaan grafik tersebut disimpulkan bahwa semakin kecil ketukan maka makin banyak kadar airnya, sebaliknya semakin banyak ketukannya bahwa semakin sedikit kadar airnya.


Arsip Ku